CONTOH SAMBUTAN ACARA RUKYATUL HILAL Penentuan Hari Raya Idul Adha
![]() |
Gambar Ilustrasi |
Rukyatul Hilal Penentuan 1 Dzulhijah atau Hari Raya Idul Adha
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat dan karunia kepada kita semua, sehingga kita dapat bersilaturahmi dalam keadaan sehat wal’afiat untuk bersama-sama mengikuti Rukyatul Hilal Penentuan 1 Dzulhijah 1444 Hijriyah/2023 Masehi. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, kerabat, sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir masa.
Bapak, Ibu, dan Hadirin yang saya hormati,
Seperti kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia khususnya
umat Islam, dalam menjalankan ibadahnya selalu terkait dengan waktu, seperti
ibadah shalat, puasa ramadhan, zakat
fitrah, dan ibadah haji. Untuk menentukan waktu-waktu tersebut di negara
kita mengenal tiga sistem penetapan awal bulan Qomariyah.
Pertama, sistem hisab, dimana dasar penetapannya
adalah wujud hilal pada saat magrib setelah terjadinya ijtima’ (kongjungsi), atau
dengan kata lain apabila posisi hilal pada tanggal 29 akhir bulan menurut
hitungan sudah positif (atas ufuk) setelah terjadinya kongjungsi maka esoknya
merupakan bulan baru.
Kedua, sistem rukyat, dimana penentuan awal bulan
dilakukan dengan melakukan rukyat pada tanggal 29 akhir bulan. Apabila hilal
terlihat, maka esok harinya adalah bulan baru. Namun apabila tidak terlihat
maka bulan yang sedang berjalan digenapkan menjadi 30 hari.
Ketiga, sistem imkanurrukyat yang merupakan
penentuan masuknya awal bulan dengan menggunakan metode hisab (hitungan) dan
rukyat (melihat hilal). Hisab dan rukyat menjadi komponen yang tidak bisa
terpisahkan seperti halnya dua sisi mata uang.
Karena rukyat tidak akan dapat dilaksanakan tanpa ada
data hisab. Begitu juga data hisab tidak akan dapat dibuktikan tanpa
pelaksanaan rukyat. Adapun kriteria yang menjadi dasar penentuan masuknya bulan
baru pada sistem ini, adalah tinggi hilal minimal dua derajat,umur hilal
minimal 8 jam setelah kongjungsi dan sudut hilal-matahari minimal 3 derajat.
Dari tiga kriteria tersebut, kita mendapat gambaran
kenapa penentuan awal Bulan Qomariyah seperti halnya Ramadhan, Syawal dan
Dzulhijjah berpotensi terjadi perbedaan. Bukan sistemnya yang mengakibatkan
perbedaan, tetapi ukuran posisi hilal yang menjadi acuan, sehingga berpotensi menimbulkan
perbedaan. Oleh karena itu, menyikapi hal ini, diharapkan agar perbedaan itu
jangan sampai membuat celah diantara kita khususnya umat Islam.
Di waktu-waktu mendatang, saya menghimbau agar perbedaan
dalam penentuan awal Bulan Qomariyah ini hendaknya tidak dijadikan persoalan, tergantung pada keyakinan
dan kemantapan masing-masing, serta mengedepankan toleransi terhadap suatu
perbedaan, sehingga dapat menciptakan Ukhuwah Islamiyah yang dinamis, penuh dedikasi, dan penuh
pengertian.
Selanjutnya, bertepatan dengan Bulan
Dzulhijah yang di dalamnya terdapat salah satu Hari Raya umat Islam yaitu Idul
Adha, mari melalui momentum Hari Raya ini kita ciptakan rasa kebersamaan,
persatuan dan kekeluargaan yang kuat di antara sesama umat Islam. Inilah
momentum suci yang menjadi waktu bagi umat Islam untuk saling berbagi dengan
sesama melalui kegiatan penyembelihan hewan kurban, melalui semangat berbagi,
gotong royong dan kepedulian semacam ini hendaknya
dapat semakin dibudayakan dan dikembangkan.
Hadirin yang saya hormati,
Demikianlah yang dapat disampaikan pada kesempatan ini,
terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf apabila ada kekurangannya. Semoga
Allah SWT memberikan hidayah serta kekuatan iman dan taqwa kepada kita
sekalian. Aamiin
Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Thariq.
Konten menarik Klik disini
Belum ada Komentar untuk "CONTOH SAMBUTAN ACARA RUKYATUL HILAL Penentuan Hari Raya Idul Adha"
Posting Komentar